Netanyahu Perintahkan Militer Israel Lancarkan Serangan Dahsyat Ke Gaza

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjawab pertanyaan wartawan saat berjamu ke letak Institut Sains Weizmann nan dihantam rudal Iran di Rehovot, Israel, Jumat (20/6/2025). Foto: Jack Guez/Pool via Reuters

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (28/10) waktu setempat memerintahkan militer untuk melancarkan serangan luar biasa ke Jalur Gaza. Perintah itu dikeluarkan usai Hamas dianggap melanggar gencatan senjata mengenai pengembalian jenazah sandera Israel.

"Setelah konsultasi keamanan, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan militer untuk segera melancarkan serangan luar biasa di Jalur Gaza," demikian pernyataan dari instansi Netanyahu dikutip dari AFP, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Hamas pada Senin malam (27/10) mengembalikan jenazah sandera Israel ke-16 dari 28 seusai kesepakatan gencatan senjata nan bertindak sejak 10 Oktober 2025. Jenazah tersebut telah diterima Israel, namun forensik Israel mengidentifikasi sebagian jenazah tersebut merupakan Ofir Tzarfati.

Tzarfati adalah sandera Israel nan ditemukan tewas oleh militer Israel saat operasi militer di Gaza pada 2 tahun lalu. Jasadnya telah dibawa ke Israel.

Israel menilai tindakan Hamas itu telah melanggar kesepakatan lantaran nan dikembalikan bukan sandera baru.

Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan Hamas bakal menerima akibat atas perbuatannya itu. Namun dia memastikan tindakan nan diambil bakal lebih dulu dikoordinasikan dengan Presiden AS Donald Trump.

Bedrosian juga menyebut Hamas telah memanipulasi penemuan jenazah Tzarfati.

"Saya dapat mengkonfirmasi kepada Anda hari ini bahwa Hamas menggali lubang di tanah kemarin, menempatkan sebagian jenazah Ofir di dalamnya, menutupinya kembali dengan tanah, dan menyerahkannya kepada Palang Merah," katanya.

Hamas merespons pernyataan Israel. Mereka bakal menunda pengembalian jenazah sandera nan tersisa lantaran Israel dianggap telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

"Kami bakal menunda penyerahan nan dijadwalkan hari ini lantaran pelanggaran pendudukan [Israel]," kata sayap bersenjata Hamas dalam sebuah pernyataan.

"Setiap eskalasi Israel bakal menghalang pencarian, penggalian, dan pemulihan jenazah," ujarnya.

Dikutip dari BBC, Hamas membantah tuduhan Israel. Mereka menilai itu hanya asal-asalan Israel untuk bisa kembali bertindak garang ke Gaza.

"[Israel] berupaya mengarang dalih tiruan sebagai persiapan untuk mengambil langkah-langkah garang baru terhadap rakyat kami, nan merupakan pelanggaran mencolok terhadap perjanjian gencatan senjata," tambahnya.

Selengkapnya