ARTICLE AD BOX
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi Kiswatiningsih menyebut, belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai merebaknya keluhan penduduk soal debu hitam nan diduga berasal dari pabrik batu bara di Kaliabang Bahagia, Medan Satria, Bekasi.
Ia mengatakan pihaknya tetap menunggu hasil uji tim di lapangan sehingga belum dapat memberi komentar lebih lanjut.
“Saya sedang menunggu pembaruan hasil pengetesan oleh tim,” ujarnya saat dihubungi kumparan, Minggu (16/11).
Sebelumnya, penduduk Kaliabang Bahagia, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, lagi-lagi dibuat resah akibat debu hitam nan belakangan menempel di rumah, lantai, hingga perabotan.
Gangguan lingkungan ini disebut sudah berulang, apalagi terjadi nyaris setiap tahun, namun kali ini dampaknya dinilai paling parah.
Debu pekat diduga berasal dari aktivitas pembakaran batu bara sebuah pabrik di sekitar permukiman. Sayangnya, hingga sekarang DLH Kota Bekasi dinilai tak kunjung bertindak tegas.
Ketua RT 001 RW 004, Saepudin, mengaku warganya sudah sangat terganggu. Debu hitam nan menempel bukan sekadar kotoran halus, tetapi butiran kasar seperti pasir.
“Banyak penduduk bilang, lantai dicuci hitam lagi, dicuci hitam lagi. Pagi hari itu nan paling parah. Ini bukan sekali dua kali, kejadian ini sudah berulang,” ujar Saepudin.
Ia menyebut beberapa minggu terakhir rumah-rumah penduduk penuh noda hitam. Bahkan telapak kaki penduduk nan melangkah di lantai rumah langsung menghitam seketika.
Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Rahman Hakim, turun langsung ke lokasi. Ia menyebut perusahaan nan diduga menjadi sumber debu sudah acapkali bermasalah.
“Sebut saja BKP. Sudah sering kita ambil videonya, sering juga buang limbah ke kali. Udaranya juga jengat. Tapi DLH selalu lemah. Datang hanya foto-foto, pulang, nggak ada penindakan,” tegas Arif.
7 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·