ARTICLE AD BOX
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, terus memperkuat ketahanan dan daya saing industri nasional melalui percepatan transformasi digital. Sejak diluncurkannya inisiatif Making Indonesia 4.0 pada 2018, pemerintah mendorong sektor industri untuk mengangkat teknologi mutakhir guna meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing global.
Agus mengatakan bahwa kerjasama lintas sektor merupakan kunci keberhasilan transformasi industri 4.0. “Keberhasilan penerapan industri 4.0 tidak hanya berjuntai pada teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia, serta kematangan proses bisnis,” ujar Menperin dalam keterangannya, Minggu (16/11).
Untuk mendukung percepatan industrial digitalization, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai standar pengukuran kesiapan digital industri, serta membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0) di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) sebagai pusat solusi satu pintu transformasi industri.
Salah satu corak percepatan ini adalah kerja sama PIDI 4.0 dengan perusahaan dunia seperti Ericsson (Swedia), Qualcomm (Amerika Serikat), serta Kementerian Komunikasi dan Digital, melalui penyelenggaraan Hackathon 2025 bertema “Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI.”
Setelah sukses pada 2024, kejuaraan kolaboratif ini kembali digelar dengan jangkauan lebih luas, melibatkan talenta muda, startup, dan developer untuk menciptakan prototipe berbasis teknologi 5G dan Artificial Intelligence (AI). Rangkaian aktivitas nan dimulai pada 18 September 2025 ini mencapai babak final pada 12–13 November 2025.
Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menekankan, Indonesia memerlukan SDM nan tidak sekadar bisa menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakannya. “Hackathon ini sejalan dengan arah pembangunan industri nasional dalam Making Indonesia 4.0 serta visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi bumi tahun 2030. Kuncinya adalah transformasi teknologi, penguatan inovasi, dan digitalisasi manufaktur,” tegasnya.
Kepala Pusdiklat SDM Industri Sidik Herman menambahkan, industri sekarang semakin optimistis terhadap perbaikan proses upaya dan kesempatan penemuan digital. “Hackathon bukan hanya kompetisi, tetapi laboratorium penemuan nan mempertemukan kreativitas, teknologi, dan tantangan nyata industri. Fokus kita pada AI generatif, 5G, IoT, robotics, dan edge computing memberi ruang bagi talenta Indonesia untuk menjawab pain points industri,” jelasnya.
Tahun ini, tantangan nan diangkat berasal dari sektor otomotif, perangkat kesehatan, serta makanan dan minuman. Dengan demikian, solusi nan dikembangkan tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dan dapat diterapkan langsung dalam proses industri.
Kemenperin optimistis bahwa semangat kerjasama seluruh peserta Hackathon 2025 bakal menjadi fondasi krusial bagi penguatan ekosistem penemuan nasional, sekaligus mendorong lahirnya solusi industri masa depan nan tangguh, efisien, dan berkekuatan saing global.
4 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·