ARTICLE AD BOX
Mahfud MD mengatakan Raja Yogyakarta nan juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X serta keluarganya merupakan sosok nan sangat terbuka diajak berdiskusi.
Bahkan Permaisuri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas tahu makanan favorit Mahfud MD.
"Bahkan Bu Ratu (tahu) lodeh (masakan) kesukaannya Pak Mahfud, tahu beliau. Beliau bisa menerangkan beragam buah dari sini, kopi ini dari sini, kopi ini teh ini bisa menjelaskan beliau," kata Mahfud MD saat aktivitas Dialog Kebangsaan untuk Indonesia Damai di Sasono Hinggil Dwi Abad, Kota Yogyakarta, Minggu (26/10).
Di satu momen, Mahfud kaget ketika diminta Sultan untuk menjadi Parampara Praja alias majelis pertimbangan alias penasihat Sultan. Saat ini Mahfud MD merupakan Ketua Parampara Praja.
Saat itu Sultan datang menemui Mahfud MD di kampus.
"Itu cerita saya oleh beliau diminta menjadi personil Parampara Praja, personil dulu. Itu semacam majelis pertimbangan kawan obrolan Ngarso Dalem sesuai dengan UU Keistimewaan," katanya.
Mahfud mengaku kaget lantaran dirinya orang Madura bukan Jawa. Di sini, menurut Mahfud, Sri Sultan menunjukkan ke-Indonesiaannya.
"Nah, di situ saya kaget. Ini kan Keraton Yogya, masa Dewan Penasihatnya orang Madura. Saya orang Madura. Di situ saya takjub. Ini ke-Indonesiaan nan ditunjukkan Ngarso Dalem (Sri Sultan)," katanya.
Bersama Ngarso Dalem, Mahfud mengaku menghayati betul tentang Yogyakarta.
"Meski pun dikatakan warisan feodal, tapi sebenarnya warisan budaya. Feodalisme sebagai budaya menjaga kerukunan, kesantunan, kehalusan budi, dan sebagainya," katanya.
Namun, lanjut Mahfud, di dalam struktur politik ketatanegaraan Yogyakarta sangat demokratis.
"Inilah kota nan sangat banyak melahirkan pejuang-pejuang demokrasi," tegasnya.
Lanjutnya, DIY juga acapkali mendapat hidayah sebagai penyelenggara kerakyatan terbaik dari Kemenkopolhukam. "Sejak jauh sebelum saya jadi Menkopolhukam," bebernya.
3 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·